Proses Pengolahan Biji Kopi – Pada kesempatan ini Kebun.co.id akan memberikan penjelasan mengenai proses pengolahan biji kopi yang bisa dilakukan dengan dua cara yakni proses basah dan proses kering. Mau tau bagaimana cara pengolahan kopi dengan dua proses tersebut? Silakan baca penjelasan berikut.
Proses Pengolahan Biji Kopi
Pernahkan kita bertanya-tanya bagaimana proses pengolahan yang dilalui oleh biji-biji kopi yang akhirnya kita nikmati dalam secangkir kopi? Tentunya proses pengolahan biji kopi sangat dalam, sehingga Anda bisa menikmatinya seperti yang Anda lakukan sekarang. Untuk bisa menjadi bubuk kopi siap konsumsi, biji-biji kopi berkualitas baik harus melalui pembudidayaan, pengolahan setelah panen sampai penyajian akhir.
Buah kopi yang sudah dipanen harus segera diolah agar tidak mengalami reaksi kimia yang dapat menurunkan kualitas kopi. Hasil panen kemudian disortir dan dipilah menurut kriteria tertentu. Apabila buah berkualitas prima diolah dengan benar, maka kopi yang dihasilkan pun berkualitas tinggi.
Ada dua cara yang dikenal untuk mengolah buah kopi menjadi menjadi biji kopi secara umu. yaitu proses basah dan proses kering. Ada pula cara proses semi basah dan semi kering yang termasuk dalam modifikasi dari dua proses sebelumnya.masing-masing cara pengolahan memiiki kelebihan dan kelemahannya tersendiri jika dilihat dari kualitas biji yang dihasilkan hingga komponen biaya produksinya.
Pengolahan Proses Basah
Proses basah membutuhkan biaya produksi yang lebih banyak dibandingkan dengan proses kering. Pengolahan basah sangat umum terjadi pada pengolahan kopi arabika, karena jenis kopi arabika sangat mahal, sehingga biaya pengolahan masih sesuai dengan manfaat yang diperoleh. Adapun tahapan dalam proses basah ini adalah:
1. Sortasi Buah kopi
Buah kopi yang telah dipanen harus segera disortasi. Buah dipisahkan dari kotoran, buah berpenyakit serta buah cacat. Pemisahan juga dilakukan dengan buah berwarna merah dengan buah berwarna hijau atau kuning. Pemisahan buah yang merah ( buah superior) dan mulus dengan buah inferior dilakukan untuk membedakan mutu biji kopi yang nanti dihasilkan.
2. Pengupasan Kulit Buah
Pengupasan kulit buah kopi sebaiknya menggunakan bantuan mesin pengupas. Ada dua macam mesin pengupas, mesin yang diputar secara manual dan mesin yang otomatis. Air harus dialirkan secara terus menerus selama masa pengupasan kedalam mesin pengupas. Pengaliran tersebut berfungsi melembutkan jaringan kulit buah sehingga kulit buah bisa terlepas dari biji dengan mudah. Proses pengupasan menghasilkan biji yang masih bertanduk atau disebut biji kopi HS.
3. Fermentasi Biji Kopi
Kemudian, biji yang sudah dikupas sebelumnya difermantasikan. Cara pertama fermentasi biji kopi yakni merendamnya dalam air bersih. cara lainnya yakni menumpuk biji kopi di dalam bak kayu atau bak semen lalu tutup bagian atas bak dengan karung goni yang harus selalu lembab. Proses fermentasi memakan waktu kurang lebih 12 sampai 36 jam di lingkungan tropis. Proses fermentasi dikatakan selesai jika lapisan lendir biji kopi telah hilang. biji kopi hasil fermentasi lalu dicuci bersih untuk menghilangkan sisa lendir dan kulit buah yang masih tersisa di biji kopi.
4. Pengeringan Biji Kopi HS
Biji HS hasil fermentasi kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering. Penjemuran biji kopi HS dilakukan dengan menebar biji di atas lantai jemur dengan merata. Sebaiknya, ketebalan tumpukan biji tidak lebih dari 4 cm. Biji harus dibalik secara teratur terlebih saat masih basah.
Pengeringan membutuhkan waktu 2 hingga 3 minggu dan menghasilkan biji kopi dengan kadar air sekitar 16% hingga 17%. namun, kadar air yang dibutuhkan dalam proses ini adalah 12%. Jumlah tersebut merupakan kadar air yang seimbang agar biji kopi yang dihasilkan stabil yaitu tahan jamur dan tidak mudah berubah rasa.
guna memperoleh kadar air yang diinginkan, lakukanlah penjemuran lanjutan yang umumnya membutuhkan waktu agak lama karena sebelumnya biji kopi telah direndam dan difermentasikan dalam air. Pengeringan lanjutan ini biasanya mengandalkan bantuan mesin pengering sampai kadar airnya 12%. Penggunaan mesin ini tentu menghemat tenaga dan waktu.
5. Pengupasan Kulit
Kemudian kupas biji kpi HS dengan kadar air 12% dari sudutnya. Pengupasan dapat dilakukan dengan cara ditumbuk atau menggunakan mesin pengupas (huller). Sebaiknya menggunakan mesin sebab bisa mengurangi risiko kerusakan biji kopi. Hasil pengupasan biji kopi di tahap ini dinamakan biji kpoi beras (green bean).
6. Sortasi Akhir Biji Kopi
Biji kopi beras yang telah dihasilkan tadi kemudian disortasi akhir yang bertujuan memisahkan kotoran dan biji pecah. Kemudian, kemas dan simpan biji kopi tersebut sebelum didistribusikan.
Pengolahan Proses Kering
Pengolahan biji kopi kering biasa terjadi pada jenis kopi robusta ini dengan pertimbangan harga kopi robusta lebih murah dari pada kopi arabika. Alat-alat yang digunakan dalam proses kering lebih sederhana dan beban kerja yang lebih sedikit serta tentunya dapat menghemat biaya produksi. Tahapan-tahapan dalam proses kering yaitu :
1. Sortasi Buah Kopi
Masih sama dengan langkah sortasi dalam proses basah, buah kopi yang sudah dipanen harus segera disortasi dengan memisahkan buah superior dan buah inferior sebab kualitasnya berbeda.
2. Pengeringan Buah Kopi
Setelah sortasi selesai dilakukan, selanjutnya buah kopi dijemur di lantai penjemuran dengan merata di mana ketebalan tumpukannya maksimal 4 cm saja. Pembalikan dilakukan paling sedikit 2 ali dalam 1 hari. Umumnya, penjemuran membutuhkan waktu 2 minggu serta menghasilkan buah kopi kering berkadar air 15%. Apabila kadar air masih tinggi, maka perlu dilakukan penjemuran ulang sampai kadar airnya mencapai yang diinginkan.
3. Pengupasan Kulit Buah dan Kulit Tanduk
hasil dari pengeringan buah kopi lalu dikupas kulit buah dan kulit tanduknya. Usahakan untuk menjaga kelembaban pada buah ceri kopi dalam kisaran 15%, karena jika kadar air terlalu banyak akan membuat kulit sulit terkelupas, jika kadar air rendah akan membuat biji kopi mudah pecah. dilakukan dengan menggiling biji kopi atau menggunakan mesin Shell selesai. Jika dengan cara ditumbuk, kemungkinan biji kopi pecahnya tinggi, namunn mesin huller memperkecil kemungkinan tersebut.
4. Sortasi dan Pengeringan Biji Kopi
Biji kopi yang sudah dikupas kemudian disortir untuk memisahkan produk yang diinginkan dari sisa kulit, tanduk, biji giling dan kotoran lainnya. Kadar air 12% adalah kondisi mapan biji kopi. Jika kurang dari 12%, pengeringan lebih lanjut dapat dilakukan, yang dapat dilakukan dengan pengering atau pengering. Kadar air lebih dari 12% akan membuat biji kopi mudah berjamur, jika tidak cukup kopi akan mudah menyerap uap air dari udara, yang akan mempengaruhi rasa dan aroma kopi. Jika kadar air sudah seimbang, maka biji kopi siap dikemas dan disimpan.
Pengemasan dan Penyimpanan
Biji kopi harus dikemas dalam karung yang bersih dan hindarkan dari bau-bauan. Tumpuk karung-karung biji kopi di atas palet kayu dengan ketebalan 10 cm untuk penyimpanan yang lama. Beri jarak antara tumpukan karung dan dinding gudang. Kontrol kelembaban gudang di kisaran kelembaban (RH) 70%. Penyimpanan gudang dilakukan sebagai penyimpanan sebelum biji dikirimkan pada pembeli.
Itulah penjelasan dari Proses Pengolahan Biji Kopi. Semoga para pembaca yang menjadi semakin paham mengenai cara-cara yang dilakukan dalam proses pengolahan biji kopi dan mendapaat manfaat dari penjelasan di atas. Terima kasih.